Rempah Indonesia Dibalik Kepopuleran Cinnamon Rolls

foto by pixabay.com 

Rasa rempah kayu manis begitu terasa saat anda menikmati sepotong roti bernama cinnamon roll atau cinnamon buns. Dari namanya saja kita sudah bisa menerka kalau makanan ini sejenis roti yang diisi dengan gula dan kayu manis. Swedia mengklaim sebagai yang pertama membuat cinnamon roll dan menjadikan makanan ini sebagai makanan khas mereka. Disana masyarakat menyebutnya dengan “kanelbullar”. Cinnamon roll menjadi makanan yang sangat dicintai di Swedia, bahkan ada perayaan khusus yang disebut “Nasional Cinnamon Buns” yang diadakan setiap tahunnya yaitu pada tanggal 4 Oktober.

Cinnamon roll atau kanelbullar pertama dibuat  setelah Perang Dunia 1. Namun karena pada masa itu sulit untuk mendapatkan bahan-bahan utamanya (tepung, telur, mentega, dan kayu manis)  karena harganya yang cukup mahal, cinnamon roll baru mulai populer setelah tahun 1950-an. Kue ini tidak hanya populer dan disukai di negara asalanya, kini cinnamon roll menjadi jenis pastry yang disukai banyak orang di dunia termasuk di Indonesia. Roti manis beraroma rempah kayu manis ini banyak kita jumpai di toko-toko roti atau kafe-kafe terutama di kota-kota besar. Resep dan cara pembuatan cinnamon roll juga banyak dicari dan dibagikan di media sosial.

Kanelbullar kemudian menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan orang Swedia. Roti ini menjadi simbol masakan rumahan yang akan disajikan saat mereka mengundang tamu untuk minum kopi. Di Swedia ada sebuah budaya yang disebut Fika dimana orang meluangkan waktu disela-sela kesibukan harian untuk minum secangkir kopi dan menikmati makanan manis, seperti kanelbullar. Fika biasa dilakukan pada pagi atau sore hari. Fika adalah menikmati kopi dan makanan manis bersama keluarga, teman, atau rekan kerja. Ritual Fika dilakukan setiap hari di negara Skandinavia ini, bahkan kantor-kantor dan universitas-universitas disana memiliki aturan melakukan Fika di sela-sela istirahat bekerja atau kuliah. Tradisi Fika memiliki peran penting dalam kehidupan sosial masyarakat Swedia. Tradisi ini juga dipercaya dapat meningkatkan produktivitas kerja dan menurunkan tingkat stres dalam pekerjaan. Karena memiliki manfaat yang luar biasa, tradisi ini kemudian mulai menyebar dan populer di berbagai negara.

 Menikmati kopi saat Fika tidak lengkap rasanya tanpa makanan manis, terutama cinnamon roll. Kayu manis adalah bahan utama dan tidak bisa digantikan dengan bahan lain dalam pembuatan cinnamon roll atau kanelbullar. Jika tidak ada kayu manis maka namanya tidak lagi cinnamon roll. Kayu manis adalah salah satu rempah khas Indonesia yang pemakaiannya telah tersebar keseluruh dunia. Selain sebagai campuran makanan, juga bisa digunakan sebagai obat dan wewangian. Kayu manis menjadi rempah yang populer di dunia dengan berbagai kegunaan dan khasiat. Bahkan di Amerika ada Nasional Cinnamon Day untuk merayakan  keserbagunaan kayu manis sebagai salah satu rempah paling populer di dapur Amerika.

Rempah-rempah Indonesia telah memberi pengaruh pada budaya dan gaya hidup berbagai bangsa. Rempah-rempah Indonesia juga memberi pengaruh pada cita rasa kuliner di Eropa. Seperti kayu manis yang menjadi rempah penting di Swedia sebagai bahan utama dalam pembuatan kanelbullar dan keberadaannya dalam tradisi Fika disana. Tidak hanya Swedia, rempah-rempah juga menjadi bahan penting dalam pembuatan beberapa makanan tradisisonal negara-negara Eropa lainnya. Selain cinnamon roll¸ada lagi kue tradisional Jerrnam bernama lebkuchen (roti jahe tradisional Jerman) yang menjadikan rempah-rempah Indonesia sebagai bahan kunci kelezatan makanan tersebut. Rempah-rempah Indonesia sangat diminati di pasar Eropa karena kualitasnya yang bagus.    

 Perjalanan Kayu Manis dan Rempah-Rempah Indonesia Yang Mendunia

Sudah sejak berabad-abad rempah-rempah menjadi komoditas perdagangan di dunia. Indonesia dikenal sebagai penghasil rempah-rempah seperti pala, cengkeh, kayu manis, lada dan lain-lain. Kayu manis adalah salah satu rempah tertua yang digunakan oleh umat manusia. Rempah beraoma manis ini telah digunakan bahkan jauh sebelum masehi untuk berbagai keperluan. Salah satu kegunaan kayu manis pada zaman kuno yaitu sebagai salah satu bahan campuran untuk pembalseman mayat. Rempah yang berasal dari kulit kayu manis yang berwarna coklat  ini juga dipakai sebagai bahan utama wewangian yang menjadi bagian sangat penting pada upacara kerajaan di Mesir Kuno. Keistimewaan rempah yang satu ini juga diabadikan dalam kitab suci. Dalam Alkitab, kayu manis disebut sebagai salah satu bahan “minyak urapan yang kudus”, menjadi salah satu bahan untuk wewangian, bahan bumbu yang sangat istimewa dan menjadi barang dagangan di Kota Babel Babilonia.

Kayu manis menjadi komoditas yang sangat berharga di Timur Tengah. Para pedagang Arab memperdagangkannya kepada masyarakt Eropa. Kegunaan kayu manis sebagai bumbu dan kemampuannya untuk mengawetkan makanan membuatnya diminati oleh masyarakat Eropa. Kayu manis kemudian menjadi barang yang mahal dan jadi simbol status sosial di Eropa. Penyebabnya adalah karena kayu manis dan rempah-rempah lainnya diperdagangkan lewat jalur darat yang membutuhkan biaya yang mahal. Para pedagang Arab memonopoli perdagangan kayu manis dan rempah lain yang mereka jual dengan merahasiakan asal-usul mereka.

Produk kayu manis Indonesia sangat disukai oleh konsumen di bebagai  negara. Indonesia menjadi eksportir terbesar di dunia untuk kayu manis. Amerika, Belanda, Jerman, Swedia dan Amerika Serikat menjadi mitra importir terbesar kulit kayu manis asal Indonesia. Daerah di Indonesia yang  jadi penghasil utama kayu manis adalah Kabupaten Kerinci, Jambi dan daerah Pegunungan Meratus, Kalimantan Selatan. Masyarakat di kedua daerah tersebut telah membudidayakan tanaman kayu manis  (Cinnamomun burmanii) secara turun temurun. Budidaya tanaman kayu manis dilakukan dengan memegang tradisi lokal untuk menjaga kelestarian alam. Warga Kerinci pantang mengganggu habitat hutan yang dekat dengan lahan perkebunan kayu manis mereka. Karena mereka menyakini hutan memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan alam.

Kita patut berbangga karena rempah-rempah Indonesia seperti kayu manis menjadi bagian penting dalam budaya dan gaya hidup berbagai negara di dunia. Karena kayu manis Indonesia, masyarakat di Swedia bisa membuat kanelbullar dan menikmatinya dengan kopi di waktu Fika.   


Comments

Popular posts from this blog

Less is More, Mengenal Gaya Hidup Minimalis ala Jepang Untuk Hidup Lebih Bahagia

Emansipasi di Atas Sepeda

Gaya Hidup Centenarian di Zona Biru Okinawa Jepang