Emansipasi di Atas Sepeda
Kita
sudah seringkali melihat bahwa teknologi telah banyak merubah hidup
manusia. Begitu juga ketika alat transportasi sepeda diciptakan. Hari
ini kita tidak asing lagi dengan kendaraan beroda dua ini. Siapa saja
bisa mengendarainya, dari anak-anak sampai orang dewasa tanpa
mengenal gender. Tapi bagaimana saat diawal kemunculannya ya? Banyak
cerita menarik loh dari alat transportasi yang everlasting ini
yuk baca sampai selesai!
Kemunculan
sepeda menjadi terobosan moda transportasi pribadi yang lebih murah
pada saat itu. Siapa sangka, jika kendaraan yang mulai berkembang
pesat ke seluruh dunia di tahun 1890-an ini akan mengubah kehidupan
wanita. Dan dunia mulai berubah ketika untuk pertama kali wanita
menaiki sepeda. Ya, wanita mulai bermetamorfosis dia atas sepeda.
Sebelumnya
wanita hanya melakukan pekerjaan rumah, tidak terlibat dalam urusan
bisnis, politik maupun pendidikan. Dan pada umumnya tidak pergi ke
luar rumah tanpa didampingi. Namun, di akhir abad 19, ketika di
eropa wanita mulai banyak mengendarai sepeda, dan itu telah memberi
perubahan besar bagi hidup kaum wanita. Sepeda telah memberi
kekuatan baru pada wanita untuk menjalani aktifitas di luar rumah
yang selama berabad-abad telah di larang. Diatas sepeda, wanita
menyadari bahwa mereka bisa menjadi bagian dari dunia yang sebelumnya
hanya diramaikan oleh kaum laki-laki.
Sepeda
juga merubah gaya berpakaian aya tradisional victoria dengan rok dan
korset itu perlahan ditinggalkan dengan semakin banyaknya wanita
menaiki sepeda. Mereka mulai mengenal celana sebagai gaya berpakaian.
Karena pada waktu itu memperlihatkan bagian kaki di depan umum sangat
memalukan bagi kaum wanita. Sementara diatas sepeda, rok mereka bisa
saja tersingkap oleh angin.
Selain
merubah gaya berpakaian, pada waktu itu ada pula tuduhan jika
bersepeda bagi kaum wanita bisa mempengaruhi kesehatan dan prilaku
mereka. Namun hal itu hilang dengan sendirinya seiring dengan lebih
banyak manfaat yang dirasakan ketimbang pandangan-pandangan negatif
bagi pengendara sepeda wanita.
.
Sepeda
dalam tetralogi Buru “Anak semua Bangsa”
Mengambil
setting abad 19, kemunculan sepeda juga muncul menjadi bagian dari
cerita kehidupan Minke (tokoh utama dalam novel karya penulis
Pramoedya Ananta Toer). Disitu sepeda di beri nama lain “kereta
angin”. Kemunculannya di Hindia Belanda juga membuat orang kagum.
Alat transportasi yang bisa lari secepat kuda, tapi tidak butuh di
beri makan, di beri minum dan tidak kentut.
Pada
waktu itu (terutama di eropa) mulai muncul kesadaran bahwa wanita
bisa melakukan hal lain selain hanya mengurus pekerjaan rumah. Wanita
mulai terlibat dalam urusan bisnis, politik dan pendidikan. Dan
sepeda menjadi alat transportasi yang efektif bagi mereka meski
banyak pertentangan di masyarakat akan hal itu. Benda itu memberi
wanita kebebasan relatif, mobilitas dan kemandirian. Maka tidak heran
jika sepeda sering disebut sebagai simbol emansipasi wanita. Seperti
kata Pram, emansipasi di atas sepeda.
Comments
Post a Comment