Eco-anxiety, Gangguan Kecemasan Terhadap Kerusakan Lingkungan

 

Pernahkan kamu mendengar tentang “Eco-anxiety” yaitu sebuah gangguang kecemasan yang dialami oleh seseorang terhadap kondisi lingkungan hidup yang buruk. Perubahan Iklim sedang menjadi salah satu isu penting di seluruh dunia saat. Perubahan iklim terjadi karena beberapa aktor diantaranya karena kerusakan lingkungan seperti kerusakan fungsi hutan, kerusakan lapisan ozon, efek gas rumah kaca, pemanasan global, penggunaan chlorofluorocarbon yang berlebihan dan limbah industri seperti gas buangan pabrik. Perumahan iklim yang terjadi dianggap akan mengancam masa depan bumi.  Akibat dari perubahan iklim ini juga sudah bisa kita rasakan seperti terjadinya kemarau yang berkepanjangan, sering terjadi banjir, sering terjadinya cuaca ekstrim dan naiknya permukaan air laut. Perubahan iklim juga akan berdampak pada ekonomi negara seperti sering  diingatkan oleh Menkeu Srimulyani dalam berbagai kesempatan. Kekhawatiran tentang masa depan umat manusia akibat peruahan iklim mendorongan banyaknya aksi yang dilakukan di berbagai neraga khususnya kepada para pemimpin dunia untuk mengambil tindakan nyata menghentikan perubahan iklim. Menariknya kini muncul aktivis-aktivis muda yang gencar menyuarakan tentang isu perubahan iklim seperti Greta Turnberg, aktivis muda Swedia yang terkenal dengan kampanye “Friday For Future” yang banyak diikuti anak-anak muda di berbagai neraga. Ia telah menginspirasi anak muda untuk sadar tentang masalah perubahan iklim yang sedang kita hadapi.

Berbagai pemberitaan media tentang perubahan iklim telah menciptakan gangguan kecemasan yang  “eco-anxiety” terutama pada kaum muda. Masalah perubahan iklim memberikan beban psikologis bagi kaum muda saat ini. Sebuah survei global menunjukan jika kecemasan terhadap perubahan iklim terjadi pada anak muda di seluruh dunia. Penelitian yang di publish oleh Brithish Medical Journal menunjukan jika lebih dari  57 % anak muda mengalami stress akibat perubahan iklim. Dan mereka yang tinggal di wilayah yang lebih rentan terhadap dampak langsung perubahan iklim seperti banjir, kebakaran hutan, cuaca extrem adalah yang paling beresiko mengalami gangguan “eco-anxienty” ini. kecemasan terhadap kerusakan lingkungan akibat perubahan iklim memang tidak dapat dihindari mengingat hal itu menyangkut soal masa depan diri sendiri, anak-anak dan generasi selanjutnya.

Lalu adakah dampak buruk dari “eco-anxienty” ini pada seseorang? sebagaimanan gangguan kecemasan lainnya, “eco-anxienty” juga akan mempengaruhi kehidupan seseorang jika terjadi berlarut apalahi sampai mengganggu kegiatan normalmu sehari-hari. Tapi anxienty mu masih dianggap wajar selama hal itu tidak mengganggu kehidupan normalmu seperti kuliah , kerjaan dan lain-lain. Lalu apa yang bisa dilakukan saat seseorang mengalami gangguan “eco-anxiety”. Beberapa hal bisa membantu mengatasi kecematas yang kalian alami, salah satunya dengan menuliskan perasaanmu tentang kecemasan yang kamu alami pada isu perubahan iklim. Lalu mulailah lakukan hal-hal sederhana yang bisa membantu mengurangi dampak perubahan iklim seperti tidak membuang sampah plastik sembarang. Akan lebih baik lagi jika kamu mulai dengan gaya hidup zero waste . Mengambil tindakan nyata akan lebih baik daripada  hanya memikirkan hal buruk yang akan meningkatkan gangguan kecemasan pada diri sendiri.


Comments

Popular posts from this blog

Less is More, Mengenal Gaya Hidup Minimalis ala Jepang Untuk Hidup Lebih Bahagia

Emansipasi di Atas Sepeda

Gaya Hidup Centenarian di Zona Biru Okinawa Jepang